BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Lipid
didefinisikan sebagai senyawa yang tidak larut dalam air yang diekstraksi dari
makhuk hidup dengan menggunakan pelarut non polar, istilah lipid mencakup
golongan senyawa dengan keanekaragaman struktur, definisi di atas berdasarkan
sifat fisik yang berlawanan dengan definisi protein, karbohidrat maupun asam
nukleat yang berdasarkan struktur kimianya, untuk itu diharapkan setelah
mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat :
-
Menjelaskan
Pengertian Lipida
-
Menjelaskan
Asam Lemak dan Sintesis Asam Lemak
-
Fungsi Asam
Lemak dan Lipida
Lemak memiliki sifat-sifat yang khas yaitu tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti chloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alcohol panas. Lemak mempunyai banyak fungsi biologis yang sangat menunjang kehidupan organisme, antara lai berperan dalam transport aktif sel, penyusun membrane sel, sebagai cadangan energi dan isolator panas, sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K. Lemak dapat mengalami reaksi hidrolisis, ketengikan, hidrogenasi, penyabunan dan lain-lain.
A. Pengertian Lipida
1. Lipid
Struktur beberapa lipid
umum. Di bagian atas adalah asam oleat dan kolesterol.Struktur bagian tengah adalah trigliserida yang terdiri dari rantai oleoil, stearoil, dan palmitoil yang
melekat pada kerangka gliserol. Di bagian bawah
adalah fosfolipid yang umum, fosfatidilkolina.
Lipid mengacu pada
golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak
larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk
menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan
molekul.
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari
proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik,
artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah.
Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau
"blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi
ke dalam delapan kategori:asil lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi
subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari
kondensasi subsatuan isoprena).
Meskipun
istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya
(termasuk tri-, di-, dan
monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol Meskipun manusia dan mamalia
memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak
dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan.
2. Kategori lipid
a. Asam lemak
Asam lemak atau asil lemak
ialah istilah umum yang digunakan untuk menjabarkan bermacam-ragam
molekul-molekul yang disintesis dari polimerisasi asetil-KoA dengan gugus malonil-KoA atau
metilmalonil-KoA di dalam sebuah proses yang disebut sintesis asam lemak.
Asam
lemak terdiri dari rantai hidrokarbon yang
berakhiran dengan gugus asam karboksilat; penyusunan
ini memberikan molekul ujung yang polar dan hidrofilik, dan ujung yang
nonpolar dan hidrofobik yang tidak larut di dalam air.
Struktur asam lemak merupakan salah satu kategori paling mendasar dari biolipid
biologis dan dipakai sebagai blok bangunan dari lipid dengan struktur yang
lebih kompleks. Rantai karbon, biasanya antara empat sampai 24 panjang karbon,
baik yang jenuh ataupun tak jenuh dan dapat dilekatkan ke dalam gugus fungsional yang
mengandung oksigen, halogen, nitrogen, dand belerang. Ketika terdapat
sebuah ikatan valensi ganda, terdapat kemungkinan isomerisme geometri cis atau trans, yang secara
signifikan memengaruhi konfigurasi molekuler molekul tersebut. Ikatan ganda-cis
menyebabkan rantai asam lemak menekuk, dan hal ini menjadi lebih mencolok
apabila terdapat ikatan ganda yang lebih banyak dalam suatu rantai. Pada
gilirannya, ini memainkan peranan penting di dalam struktur dan fungsi membran sel.
Asam lemak yang paling
banyak muncul di alam memiliki konfigurasi cis, meskipun bentuk trans
wujud di beberapa lemak dan minyak yang dihidrogenasi secara parsial.
Contoh
asam lemak yang penting secara biologis adalah eikosanoid, utamanya diturunkan
dari asam arakidonat dan asam eikosapentaenoat, yang meliputi prostaglandin, leukotriena,
dan tromboksana. Kelas utama lain dalam kategori asam lemak adalah ester lemak
dan amida lemak. Ester lemak meliputi zat-zat antara biokimia yang penting
seperti ester lilin, turunan-turunan asam lemak tioester koenzim A, turunan-turunan
asam lemak tioester ACP, dan
asam lemak karnitina. Amida lemak meliputi senyawa N-asiletanolamina, seperti
penghantar saraf kanabinoid anandamida.
Asam
lemak adalah asam alkanoat dengan rumus bangun hidrokarbon yang panjang.
Rantai hidrokarbon tersebut dapat mencapat 10 hingga 30 atom. Rantai alkana yang non polar
mempunyai peran yang sangat penting demi mengimbangi kebasaan gugus hidroksil.
Pada senyawa asam dengan
sedikit atom karbon, gugus asam akan mendominasi
sifat molekul dan memberikan sifat
polar kimiawi. Walaupun demikian pada asam lemak, rantai alkanalah yang mendominasi
sifat molekul.
b.
Gliserolipid
Gliserolipid tersusun atas gliserol bersubstitusi mono-,
di-, dan tri-, yang paling terkenal adalah ester asam lemak dari gliserol
(triasilgliserol), yang juga dikenal sebagai trigliserida. Di dalam
persenyawaan ini, tiga gugus hidroksil gliserol masing-masing teresterifikasi,
biasanya oleh asam lemak yang berbeda. Karena ia berfungsi sebagai cadangan
makanan, lipid ini terdapat dalam sebagian besar lemak cadangan di dalam
jaringan hewan. Hidrolisis ikatan ester dari triasilgliserol dan pelepasan gliserol dan
asam lemak dari jaringan adiposa disebut "mobilisasi lemak".
Subkelas gliserolipid
lainnya adalah glikosilgliserol, yang dikarakterisasi dengan keberadaan satu
atau lebih residu monosakarida
yang melekat pada gliserol via ikatan glikosidik. Contoh struktur di dalam
kategori ini adalah digalaktosildiasilgliserol yang dijumpai di dalam membran
tumbuhan dan seminolipid dari sel sperma mamalia.
Gliserida
adalah ester dari asam lemak dan sejenis alkohol dengan tiga gugus fungsional yang disebut
gliserol (nama IUPAC,
1,2,3-propantriol). Karena gliserol memiliki tiga gugus fungsional alkohol,
asam lemak akan bereaksi untuk membuat tiga gugus ester sekaligus. Gliserida
dengan tiga gugus ester asam lemak disebut trigliserida. Jenis asam
lemak yang terikat pada ketiga gugus tersebut seringkali tidak berasal dari
kelas asam lemak yang sama.
Fosfolipid
Fosfatidiletanolamina[3]
(Glisero)fosfolipid (bahasa Inggris: phospholipid,
phosphoglycerides, glycerophospholipid) sangat mirip dengan trigliserida dengan beberapa
perkecualian. Fosfolipid terbentuk dari gliserol (nama IUPAC,
1,2,3-propantriol) dengan dua gugus alkohol yang membentuk gugus ester dengan asam lemak (bisa jadi dari
kelas yang berbeda), dan satu gugus alkohol membentuk gugus ester
dengan asam fosforat.
Gliserofosfolipid, juga
dirujuk sebagai fosfolipid,
terdapat cukup banyak di alam dan merupakan komponen kunci sel lipd dwilapis,
serta terlibat di dalam metabolisme dan sinyal komunikasi
antar sel. Jaringan saraf termasuk otak, mengandung cukup banyak gliserofosfolipid.
Perubahan komposisi zat ini dapat mengakibatkan berbagai kelainan saraf.
Contoh gliserofosfolipid
yang ditemukan di dalam membran biologis adalah fosfatidilkolina (juga
dikenal sebagai PC, GPCho, atau lesitin),
fosfatidiletanolamina (PE atau GPEtn), dan fosfatidilserina (PS atau GPSer).
Selain berperan sebagai komponen primer membran sel dan tempat
perikatan bagi protein intra- dan antarseluler, beberapa gliserofosfolipid di
dalam sel-sel eukariotik, seperti fosfatidilinositol dan asam fosfatidat adalah
prekursor, ataupun sendirinya adalah kurir kedua yang diturunkan dari membran.[21] Biasanya, satu atau
kedua gugus hidroksil
ini terasilasi dengan asam lemak berantai panjang, meskit terdapat
gliserofosfolipid yang terikat dengan alkil dan 1Z-alkenil (plasmalogen).
Terdapat juga varian dialkileter pada arkaebakteria.
Gliserofosfolipid dapat
dibagi menurut sifat kelompok-kepala polar pada posisi sn-3 dari tulang
belakang gliserol pada eukariota
dan eubakteria, atau posisi sn-1 dalam kasus archaea.
Karena pada gugus ester
asam fosforat masih mempunyai satu ikatan valensi yang bebas, biasanya juga
membentuk gugus ester dengan alkohol yang lain, misalnya alkohol amino seperti kolina, etanolamina dan serina. Fosfolipid merupakan
komponen yang utama pada membran sel lapisan lemak.
Fosfolipid yang umum dijumpai adalah:
- Lecitin yang mengandung alkohol amino jenis
kolina
- Kepalin yang mengandung alkohol amino jenis
serina atau etanolamina.
Sifat fosfolipid bergantung
dari karakter asam lemak dan alkohol amino yang diikatnya.
Sfingolipid
Sfingolipid adalah keluarga
kompleks dari senyawa-senyawa yang berbagi fitur struktural yang sama, yaitu
kerangka dasar basa sfingoid yang disintesis secara de novo dari asam amino serina dan asil lemak KoA
berantai panjang, yang kemudian diubah menjadi seramida, fosfosfingolipid,
glisosfingolipid, dan senyawa-senyawa lainnya.
Nama
sfingolipid diambil dari mitologi Yunani, Spinx, setengah wanita dan
setengah singa yang membinasakan siapa saja yang tidak dapat menjawab
teka-tekinya. Sfingolipid ditemukan oleh Johann Thudichum pada tahun 1874
sebagai teka-teki yang sangat rumit dari jaringan otak.
Sfingolipid
adalah jenis lemak kedua yang ditemukan di dalam membran sel, khususnya pada sel saraf dan jaringan otak.
Lemak ini tidak mengandung gliserol, tetapi dapat
menahan dua gugus alkohol pada bagian tengah
kerangka amina.
Fosfosfingolipid
utama pada mamalia adalah sfingomielin (seramida fosfokolina), sementara pada serangga terutama mengandung
seramida fosfoetanolamina dan pada fungi memiliki fitoseramida fosfoinositol
dan gugus kepala yang mengandung manosa.
Basa sfingoid utama mamalia
biasa dirujuk sebagai sfingosina. Seramida (Basa N-asil-sfingoid) adalah
subkelas utama turunan basa sfingoid dengan asam lemak yang terikat pada amida. Asam lemaknya biasanya jenuh ataupun mono-takjenuh
dengan panjang rantai dari 16 atom karbon sampai dengan 26 atom karbon.
Glikosfingolipid adalah
sekelompok molekul beraneka ragam yang tersusun dari satu residu gula atau
lebih yang terhubung ke basa sfingoid melalui ikatan glikosidik.
c.
Lipid sterol
Lipid sterol, seperti kolesterol dan turunannya,
adalah komponen lipid membran yang penting, bersamaan dengan gliserofosfolipid
dan sfingomielin. Steroid,
semuanya diturunkan dari struktur inti empat-cincin lebur yang sama, memiliki
peran biologis yang bervariasi seperti hormon dan molekul
pensinyalan. Steroid 18-karbon (C18) meliputi keluarga estrogen, sementara steroid
C19 terdiri dari androgen
seperti testosteron
dan androsteron. Subkelas C21 meliputi progestagen, juga glukokortikoid dan mineralokortikoid. Sekosteroid, terdiri dari bermacam ragam bentuk vitamin D, dikarakterisasi
oleh perpecahan cincin B dari struktur inti. Contoh lain dari lemak sterol adalah asam empedu dan
konjugat-konjugatnya, yang pada mamalia merupakan turunan kolesterol yang
dioksidasi dan disintesis di dalam hati. Pada tumbuhan, senyawa yang setara adalah fitosterol, seperti
beta-Sitosterol, stigmasterol, dan brasikasterol; senyawa terakhir ini juga
digunakan sebagai bagi pertumbuhan alga. Sterol dominan di dalam membran sel fungi adalah ergosterol.
d.
Lipid prenol
Lipid prenol disintesis dari
prekursor berkarbon 5 isopentenil pirofosfat dan dimetilalil pirofosfat yang
sebagian besar dihasilkan melalui lintasan asam mevalonat (MVA). Isoprenoid
sederhana (alkohol linear, difosfat, dan lain-lain) terbentuk dari adisi unit
C5 yang terus menerus, dan diklasifikasi menurut banyaknya satuan terpena ini. Struktur yang
mengandung lebih dari 40 karbon dikenal sebagai politerpena. Karotenoid adalah isoprenoid
sederhana yang penting yang berfungsi sebagai antioksidan dan sebagai
prekursor vitamin A.
Contoh kelas molekul yang penting secara biologis lainnya adalah kuinon dan
hidrokuinon yang mengandung ekor isoprenoid yang melekat pada inti kuinonoid
yang tidak berasal dari isoprenoid. Vitamin E dan vitamin K, juga ubikuinon, adalah contoh
kelas ini. Prokariota mensintesis poliprenol (disebut baktoprenol) yang satuan
isoprenoid terminalnya yang melekat pada oksigen tetap tak jenuh, sedangkan
pada poliprenol hewan (dolikol) isoprenoid terminalnya telah direduksi.
Sakarolipid
Struktur sakarolipid
Kdo2-Lipid A. Residu glukosamina
berwarna biru, residu Kdo berwarna merah, rantai asil berwarna hitam, dan gugus fosfat berwarna hijau.
Sakarolipid (bahasa Inggris: saccharolipid,
glucolipid) adalah asam lemak yang terikat
langsung dengan molekul glukosa dan membentuk
struktur yang sesuai dengan membran dwilapis. Pada sakarolipid, monosakarida mengganti ikatan
gliserol dengan asam lemak, seperti yang terjadi pada gliserolipid dan
gliserofosfolipid.
Sakarolipid yang paling
dikenal adalah prekursor glukosamina terasilasi dari
komponen lipid A lipopolisakarida pada bakteri
gram-negatif.
Molekul Lipid-A yang umum adalah disakarida dari glukosamina, yang diturunkan
sebanyak tujuh rantai asil-lemak. Lipopolisakarida minimal yang diperlukan
untuk pertumbuhan E. coli adalah Kdo2-Lipid
A, yakni disakarida berheksa-asil dari glukosamina yang diglikosilasikan dengan
dua residu asam 3-deoksi-D-mano-oktulosonat (Kdo). Proses hidrolisis sakarolipid akan
menghasilkan amino gula.
e.
Poliketida
Poliketida adalah metabolit sekunder yang
terbentuk melalui proses polimerisasi dari asetil dan
propionil oleh enzim klasik maupun enzim iteratif dan multimodular yang berbagi
fitur mekanistik yang sama dengan asam lemak sintasi. Enzim yang sering digunakan adalah poliketida sintase,
melalui proses kondensasi Claisen.
Poliketida merupakan metabolit sekunder yang
dihasilkan secara alami oleh bakteri, fungi, tumbuhan, hewan, sumber daya laut dan organisme yang memiliki
keanekaragaman struktural yang tinggi.
Lipid memiliki reaksi kimia
yang khas, antara lain:
a. Hidrolisis
Hidrolisis lipid seperti triasilgliserol dapat dilakukan secara enzimatik dengan bantuan lipase, menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol. Sifat lipase pancreas dapat dimanfaatkan yang lebih suka memecahkan ikatan ester pada posisi 1 dan 3 daripada posisi 2 dari triasilgliserol (Harper, 1980).
b. Penyabunan
Hidrolisis lemak oleh alkali disebut penyabunan. yang dihasilkan adalah gliserol dan garam alkali asam lemak yang disebut sabun (Harper, 1980).
c. Penguraian (kerusakan, ketengikan) lipid
Ketengikan adalah perubahan kimia yang menimbulkan bau dan rasa tidak enak pada lemak (Harper, 1980).
Penyebabnya antara lain auto oksidasi, hidrolisis dan kegiatan bakteri (Riawan, 1990). Oksigen udara dianggap menyerang ikatan rangkap pada asm lemak untuk membentuk ikatan peroksida. Dengan demikian bilangan yodium turun, walaupun sedikit asam lemak bebas dan gliserol dilepaskan. Timbal atau tembaga mengkatalisis ketengikan.
Mengasingkan oksigen atau menambah zat antioksidan menghambat proses ketengikan. Radikal-radikal bebas dihasilkan dihasilkan selama pembentukan peroksida, dan ini dapat merusak jaringan-jaringan jidup kecuali terdapat antioksidan, misalnya tokoferol (vitamin E) yang bereaksi radikal-radikal bebas
a. Hidrolisis
Hidrolisis lipid seperti triasilgliserol dapat dilakukan secara enzimatik dengan bantuan lipase, menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol. Sifat lipase pancreas dapat dimanfaatkan yang lebih suka memecahkan ikatan ester pada posisi 1 dan 3 daripada posisi 2 dari triasilgliserol (Harper, 1980).
b. Penyabunan
Hidrolisis lemak oleh alkali disebut penyabunan. yang dihasilkan adalah gliserol dan garam alkali asam lemak yang disebut sabun (Harper, 1980).
c. Penguraian (kerusakan, ketengikan) lipid
Ketengikan adalah perubahan kimia yang menimbulkan bau dan rasa tidak enak pada lemak (Harper, 1980).
Penyebabnya antara lain auto oksidasi, hidrolisis dan kegiatan bakteri (Riawan, 1990). Oksigen udara dianggap menyerang ikatan rangkap pada asm lemak untuk membentuk ikatan peroksida. Dengan demikian bilangan yodium turun, walaupun sedikit asam lemak bebas dan gliserol dilepaskan. Timbal atau tembaga mengkatalisis ketengikan.
Mengasingkan oksigen atau menambah zat antioksidan menghambat proses ketengikan. Radikal-radikal bebas dihasilkan dihasilkan selama pembentukan peroksida, dan ini dapat merusak jaringan-jaringan jidup kecuali terdapat antioksidan, misalnya tokoferol (vitamin E) yang bereaksi radikal-radikal bebas
Berdasarkan kemiripan
struktur kimianya, lipida dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
a. asam lemak
Asam
lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak,
Berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam lemak ini adalah asam karboksilat yang
mempunyai rantai karbon panjang.
b. Lemak
Lemak
adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi
alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Lemak pada hewan umumnya berupa zat
padat pada suhu ruangan. Sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat
cair.
c. Lilin
Yang dimaksud dengan lilin (wax) disini ialah lemak
dengan monohidroksi alkohol yang mempunyai rantai karbon panjang, antara 14
sampai 34 atom karbon. Sebagai contoh alkohol adalah setil alkohol dan
mirisialkohol.Lilin dapat diperoleh dari lebah madu dan dari ikan paus atau
lumba-lumba. Pada tumbuhan terdapat pada epidermis daun, batang, dan buah.
d. Fosfolipida
Fosfolipida
atau fosfatidat ialah suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester
asam fosfat. Oleh karenanya fosfolipida ialah suatu fosfogliserida.
Senyawa-senyawa dalam golongan fosfogliserida dapat dipandang sebagai derivat
asam α fosfatidat. Gugus yang diikat oleh asam fosfatidat antara lain kolin,
etanolamina, serin, dan inositol. Dengan demikian senyawa yang termasuk
fosfolipid ini ialah fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamina, fosfatidilserin,
dan fosfatidilinositol.
Fosfolipid pada tumbuhan
terdapat dalam kedelai. Pada manusia atau hewan terdapat dalam telur,
paru-paru, dan jantung.
e. Sfingolipida
Senyawa
yang termasuk golongan ini dapat dipandang sebagai derivat sfingosin atau
mempunyai struktur yang mirip, misalnya dihidrosfingosin. Terdapat dalam
memberan sel tumbuhan maupun hewan, dan dalam saraf dan otak.
Sfingolipida terdiri dari 3 komponen yaitu:
-
molekul sfingosin,
-
molekul asam lemak,
-
dan kepala
polar.
f. Terpen
Tarpen ialah senyawa yang molekulnya dapat dianggap terdiri atas beberapa molekul isoprena (2-metilbutadiena) atau mempunyai hubungan struktural dengan isoprena.
CH2
H2C = C – CH = CH2
Isoprena
Yang
termasuk tarpen antara lain ialah sitral, pinen, geraniol, kamfer, karoten,
vitamin A, fitol, dan skualen. Sitral, pinen, dan geraniol terdapat dalam
minyak atsiri (minyak yang mudah menguap) yang berasal dari tumbuhan misalnya
minyak mawar. Kamfer dalam alam terdapat dalam pohon camfer (chinnamomum camphora).
Karoten terdapat dalam wortel. Vitamin A dapat diperoleh dari minyak ikan paus.
g. teroid
Ada
sejumlah besar senyawa lipid yang mempunyai struktur dasar yang sama dan dapat
dianggap sebagai derivat perhidrosiklopentanofenantrena, yang terdiri atas 3
cincin sikloheksana terpadu seperti bentuk fenatrena dan sebuah cincin
siklopentana yang bergabung pada ujung cincin sikloheksana tersebut.
Beberapa senyawa penting yang termasuk golongan steroid akan dibahas berikut ini:
a. Kolesterol
Kolesterol
adalah steroid yang terdapat pada hampir semua sel hewan dan manusia. Pada
tubuh manusia kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian
luar (adrenal cortex) dan jaringan syaraf. Apabila dalam konsentrasi tinggi,
kolestrol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa,
dan tidak berbau dan mempunyai titik lebur 150-151 C.
b. Ergosterol
Sterol ini mempunyai struktur inti sama dengan 7 Dehidrokolesterol tetapi berbeda pada rantai sampingnya. Apabila terkena sinar ultra violet juga akan membentuk vitamin D.
CH2 CH2 CH2
CH2 CH-CH = CH –CH – CH CH3CH2
c. Asam-asam empedu
Cairan
empedu dibuat oleh hati dan disimpan dalam kantung empedu yang kemudian
dikeluarkan kedalam usus dua belas jari (duodenum) untuk membantu proses
pencernaan makanan. Cairan empedu ini mengandung bilirubin yaitu zat warna yang
terjadi dari penguraian hemoglobin, asam-asam empedu dalam bentuk garam empedu
dan kolesterol. Asam empedu yang terdapat dalam cairan empedu antara lain asam
kolat, asam deoksikolat, dan asam litokolat.
OH CH3
CH = CH2 –CH2 –CH3COOH
CH = CH2 –CH2 –CH3COOH
B. Asam Lemak
dan Biosintesis Asam Lemak
1.
Asam lemak
Lemak merupakan komponen utama
dari membrane sistem kehidupan, Dua tipe lemak yang dapat tersaponifikasi dalam
membrane memiliki suatu gugusan fosfat dalam strukturnya dan dengan demikian
disebut fosfolipid.
Salah satu jenis memiliki gliserol sebagai senyawa induk (fosfogliserida) dan yang lain memiliki sfingosin (sfingolipid). Dua komponen lemak lain yang penting dari membrane adalah glikolipid yang mengandung karbohidrat dan steroid kolesterol, yang disebut terakhir ini merupakan suatu lemak non-saponifikasi yang berasal dari eukariotik yang ditemukan dalam membrane seluler hewan.
Salah satu jenis memiliki gliserol sebagai senyawa induk (fosfogliserida) dan yang lain memiliki sfingosin (sfingolipid). Dua komponen lemak lain yang penting dari membrane adalah glikolipid yang mengandung karbohidrat dan steroid kolesterol, yang disebut terakhir ini merupakan suatu lemak non-saponifikasi yang berasal dari eukariotik yang ditemukan dalam membrane seluler hewan.
Contoh
Gambar Asam Lemak :
a.
Oksidasi Asam Lemak
Oksidasi
asam lemak terjadi dalam 3 tahap, aktivasi, pengangkutan ke dalam sel
mitokondria, dan oksidasi menjadi asetil CoA. Secara umum, masuknya asam lemak
ke dalam lintas metabolik didahului dengan perubahan asam lemak menjadi turunan
koenzim A (CoASH). Turunan asil ini disebut alkanoil atau alkenoil-CoA, dan di
dalam bentuk ini asam lemak dikatakan berada dalam keadaan teraktivasi.
Aktivasi asam lemak akan
memicuh pembentukan tioester dari asam lemak dan CoA. Proses ini dibarengi
dengan hidrolisis ATP menjadi AMP. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah asil-CoA
sintetase.
Fungsi lemak dalam tubuh dikenal sebagai :
-
bahan bakar
metabolisme seluler
-
merupakan
bagian pokok dari membran sel
-
sebagai mediator
atau second massenger aktivitas biologis antar sel
-
sebagai isolasi
dalam menjaga keseimbangan temperatur tubuh dan melindungi organ-organ tubuh
-
pelarut vitamin
A, D, E, dan K agar dapat diserap tubuh.
Sedangkan asam lemak tak
jenuh mempunyai fungsi yang lebih kompleks , antara lain:
transkripsi gen.
signal transduksi hormone.
mensintesis lemak.
serta mempengaruhi pembentukan protein.
Berdasarkan struktur
kimianya, asam lemak dapat dibedakan menjadi :
1. asam
lemak jenuh (saturated fatty acids=SFAs)
yaitu
asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap.
Asam lemak jenuh hanya
memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara
asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon
penyusunnya.
Asam
lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak
tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen
(mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak
2. asam
lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acids),
Asam
lemak yang memiliki ikatan rangkap. asam lemak tak jenuh ini masih dibedakan
lagi menjadi dua kelompok besar yaitu:
-
Monounsaturated fatty acids (MUFAs),
dimana ikatan ikatan rangkapnya hanya satu,
-
dan
Polyunsaturated fatty acids (PUFAs) dimana ikatan rangkapnya lebih dari satu.
PUFAs dibedakan lagi
menjadi dua bagian besar yaitu :
Penambahan
lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur makanan menjadi
lembut serta gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua kali lebih
banyak dibandingkan protein dan karbohidrat, yaitu 9 kkal/gram lemak yang
dikonsumsi. Dalam mengkaji hubungan antara diet lemak dengan penyakit jantung
perlu diperhatikan proporsi energi yang berasal dari lemak serta jenis lemak
yang dikonsumsi.
Dianjurkan
konsumsi lemak sebesar 30% atau kurang untuk kebutuhan kalori setiap harinya,
yang terdiri dari 10% asam lemak jenuh, 10% asam lemak tak jenuh tunggal dan
10% asam lemak tak jenuh ganda.
Secara
umum lemak hewani umumnya banyak mengandung asam lemak jenuh (SFAs=Saturated
fatty acids),sementara lemak nabati lebih banyak mengandung asam lemak tak
jenuh tunggal (MUFAs= Monounsaturated fatty acids) maupun ganda
(PUFAs=Polyunsaturated fatty acids) kecuali minyak kelapa.
Sumber : Minyak kelapa, daging berlemak, kulit ayam, susu “full cream”, keju, mentega, kelapa, minyak inti sawit, minyak kelapa sawit.
Sumber : Alpokat, margarine, minyak kacang tanah, minyak zaitun, minyak biji kapas
Sumber : Minyak wijen, margarin, minyak kacang kedelai, minyak jagung, minyak biji matahari.
Tabel Komponen Lemak dan Titik Didih
Struktur asam lemak jenuh
Struktur asam lemak tak
jenuh
Asam-asam lemak penting
bagi tubuh
Simbol numeric
|
Nama Umum
|
Struktur
|
Keterangan
|
14:0
|
Asam miristat
|
CH3(CH2)12COOH
|
Sering terikat dengan
atom N terminal dari membran plasma bergabung dengan protein sitoplasmik
|
16:0
|
Asam palmitat
|
CH3(CH2)14COOH
|
Produk akhir dari
sintesis asam lemak mamalia
|
16:1D9
|
Asam palmitoleat
|
CH3(CH2)5C=C(CH2)7COOH
|
|
18:0
|
Asam stearat
|
CH3(CH2)16COOH
|
|
18:1D9
|
Asam oleat
|
CH3(CH2)7C=C(CH2)7COOH
|
|
18:2D9,12
|
Asam linoleat
|
CH3(CH2)4C=CCH2C=C(CH2)7COOH
|
Asam lemak esensial
|
18:3D9,12,15
|
Asam linolenat
|
CH3CH2C=CCH2C=CCH2C=C(CH2)7COOH
|
Asam lemak esensial
|
20:4D5,8,11,14
|
Assam arakhidonat
|
CH3(CH2)3(CH2C=C)4(CH2)3COOH
|
Prekursor untuk sintesis
eikosanoid
|
b.
Gliserida netral (lemak netral)
Gliserida
netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar dari
gliserida netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak).
Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak
harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida,
jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan
dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan
energi penting dari sumber lipid.
Struktur trigliserida
sebagai lemak netral
Apa yang dimaksud dengan
lemak (fat) dan minyak (oil)? Lemak dan minyak keduanya merupakan
trigliserida. Adapun perbedaan sifat secara umum dari keduanya adalah:
-
Umumnya diperoleh dari hewan
-
Berwujud padat pada suhu ruang
-
Tersusun dari asam lemak jenuh
Minyak
-
Umumnya diperoleh dari tumbuhan
-
Berwujud cair pada suhu ruang
-
Tersusun dari asam lemak tak jenuh
c. Fosfogliserida (fosfolipid)
Lipid
dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti
salah satu rantai asam lemak.
Penggunaan fosfogliserida adalah:
-
Sebagai
komponen penyusun membran sel
-
Sebagi agen
emulsi
-
Struktur dari
fosfolipid
-
Fosfolipid
bilayer (lapisan ganda) sebagai penyusun membran sel
d. Lipid kompleks
Lipid
kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Contoh penting dari
lipid kompleks adalah lipoprotein dan glikolipid.
Lipoprotein
Lipoprotein merupakan
gabungan antara lipid dengan protein.
Gabungan lipid dengan
protein (lipoprotein) merupakan contoh dari lipid kompleks
Perbandingan komposisi
penyusun 4 klas besar lipoprotein
Kilomikron
berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan lain, kecuali ginjal
2. VLDL (very low – density
lypoproteins)
VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan
mengangkutnya menuju jaringan lemak
3. LDL (low – density
lypoproteins)
LDL berperan
mengangkut kolesterol ke jaringan perifer
4. HDL (high – density
lypoproteins)
HDL mengikat
kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol ke hati.
Ilustrasi peran
masing-masing dari 4 klas besar lipoprotein
e. Lipid non gliserida
Lipid
jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan
molekul-molekul non gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah
sfingolipid, steroid, kolesterol dan malam.
Sfingolipid
Sifongolipid
adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak. Penggunaan primer dari
sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf. Pada
manusia, 25% dari lipid merupakan sfingolipid.
f.
Kolesterol
Selain
fosfolipid, kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran plasma.
Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa hormon.
Kolesterol berhubungan
dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plaque pada dinding arteri, yang
mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena arteri menyempit, penurunan
kemampuan untuk meregang. Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan infark miokard
dan stroke.
g.
Steroid
Beberapa hormon reproduktif
merupakan steroid, misalnya testosteron dan progesteron.
Steroid lainnya adalah kortison. Hormon ini berhubungan
dengan proses metabolisme karbohidrat, penanganan penyakit arthritis rematoid,
asthma, gangguan pencernaan dan sebagainya.
h.
Malam/lilin (waxes)
Malam
tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis. Malam sering digunakan sebagai
lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain. Malam merupakan ester
antara asam lemak dengan alkohol rantai panjang.
Ester antara asam lemak
dengan alkohol membentuk malam
Tabel. Daftar Malam Yang
Digunakan
Nama Jenis
|
Sumber
|
Kegunaan
|
Malam Lebah
|
Sarang lebah
|
Semir dan Farmasi
|
Spermasati
|
Sejenis Ikan Paus
|
Bahan Kecantikan dan
Lilin
|
Karnauba
|
Carnauba Palm
|
Semir Lantai dan Mobil
|
Lanolin
|
Wool (bulu Domba)
|
Salep / Farmasi
|
Nama Jenis
|
Senyawa Kimia
|
Nama Kimia
|
Malam Lebah
|
C15H31COOC30H61
|
Mirisilpalmitat
|
Spermasati
|
C15H31COOC16H33
|
Setilpalmitat
|
Karnauba
|
C25H31COOC30H61
|
Mirisilserotat
|
i.
Metabolisme lipid
Lipid
yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral,
yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas,
hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga
yang masih berupa monogliserid.
Karena larut dalam air,
gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak
rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak
larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi)
dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam
lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan
berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron
ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga
bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan
menuju hati dan jaringan adiposa.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron
segera dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam
lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida.
Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika
kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan
gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi
energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak
tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan
disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA).
Secara
ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan
gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi
trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak
tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik
asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan.
Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses
oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan
protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat
sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah
mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan
selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.
Beberapa
lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami
steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak
juga berpotensi
menghasilkan badan-badan
keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan
ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Ikhtisar metabolisme lipid
j.
Metabolisme gliserol
Gliserol
sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi.
Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu
glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP
membentuk gliserol 3-fosfat.
Selanjutnya senyawa ini
masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu
produk antara dalam jalur glikolisis.
Oksidasi
asam lemak (oksidasi beta)
Untuk
memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan
oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus
diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A,
asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase
(Tiokinase).
Aktivasi asam lemak menjadi
asil KoA
Asam
lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak
rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa
karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.
k.
k. Asil karnitin
|
Mekanisme transportasi asam
lemak trans membran mitokondria melalui mekanisme pengangkutan karnitin
Langkah-langkah masuknya
asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut:
Asam lemak bebas (FFA)
diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim tiokinase.
Setelah menjadi bentuk
aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil transferase I yang
terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah
menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna
mitokondria.
Pada membran interna
mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin translokase yang bertindak
sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar.
Asil karnitin yang masuk ke
dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim
karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran interna mitokondria
menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
Asil KoA yang sudah berada
dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses oksidasi beta.
Dalam oksidasi beta, asam
lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses dan pada setiap
proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya
asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon
β asam lemak dioksidasi menjadi keton.
Oksidasi karbon β menjadi keton
Keterangan:
-
Frekuensi
oksidasi β adalah (½ jumlah atom C)-1
-
Jumlah asetil
KoA yang dihasilkan adalah (½ jumlah atom C)
-
Oksidasi asam
lemak dengan 16 atom C. Perhatikan bahwa setiap proses pemutusan 2 atom C
adalah proses oksidasi β dan setiap 2 atom C yang diputuskan adalah asetil KoA.
-
Aktivasi asam
lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat
-
Telah
dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih dahulu
menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. (-2P)
Setelah
berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-tahap perubahan
sebagai berikut:
-
Asil-KoA diubah
menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai
respirasi dengan menghasilkan energi 2P (+2P)
-
delta2-trans-enoil-KoA
diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA
-
L(+)-3-hidroksi-asil-KoA
diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai respirasi dengan
menghasilkan energi 3P (+3P)
-
Selanjutnya
terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-KoA yang telah
kehilangan 2 atom C.
-
Dalam satu
oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu kali
oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak atom C,
maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan
kehilangan lagi 2 atom C karena membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya
hingga hasil yang terakhir adalah 2 asetil-KoA.
-
Asetil-KoA yang
dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat.
Penghitungan energi hasil
metabolisme lipid
-
Dari uraian di
atas kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh oksidasi beta suatu asam
lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak dengan 10 atom C, maka kita memerlukan
energi 2 ATP untuk aktivasi, dan energi yang di hasilkan oleh oksidasi beta
adalah 10 dibagi 2 dikurangi 1, yaitu 4 kali oksidasi beta, berarti hasilnya
adalah 4 x 5 = 20 ATP. Karena asam lemak memiliki 10 atom C, maka asetil-KoA
yang terbentuk adalah 5 buah.
-
Setiap
asetil-KoA akan masuk ke dalam siklus Kreb’s yang masing-masing akan
menghasilkan 12 ATP, sehingga totalnya adalah 5 X 12 ATP = 60 ATP. Dengan
demikian sebuah asam lemak dengan 10 atom C, akan dimetabolisir dengan hasil -2
ATP (untuk aktivasi) + 20 ATP (hasil oksidasi beta) + 60 ATP (hasil siklus
Kreb’s) = 78 ATP.
-
Sebagian dari
asetil-KoA akan berubah menjadi asetoasetat, selanjutnya asetoasetat berubah
menjadi hidroksi butirat dan aseton. Aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton
dikenal sebagai badan-badan keton. Proses perubahan asetil-KoA menjadi
benda-benda keton dinamakan ketogenesis.
Proses ketogenesis
Lintasan ketogenesis di
hati
Sebagian
dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol (prosesnya dinamakan
kolesterogenesis) yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk
disintesis menjadi steroid (prosesnya dinamakan steroidogenesis).
2. Biosintesis asam lemak
BIOSINTESIS•
merupakan proses pembentukan suatu metabolit (produk metabolisme ) dari molekul
yang sederhana sehingga menjadi molekul yang lebih kompleks yang terjadi pada
organisme hidup .
Pada daun hijau
tumbuhan, asam lemak diproduksi di kloroplas. Pada bagian lain tumbuhan dan pada sel hewan (dan
manusia), asam lemak dibuat di sitosol. Proses esterifikasi (pengikatan menjadi lipida) umumnya terjadi pada sitoplasma, dan minyak (atau lemak) disimpan pada oleosom. Banyak spesies tanaman menyimpan lemak pada bijinya
(biasanya
pada bagian kotiledon) yang ditransfer dari
daun dan organ berkloroplas lain. Beberapa tanaman penghasil lemak terpenting
adalah kedelai, kapas, kacang tanah, jarak, raps/kanola, kelapa, kelapa sawit, jagung dan zaitun.
Proses biokimia
sintesis asam lemak pada hewan dan tumbuhan relatif sama. Berbeda dengan
tumbuhan, yang mampu membuat sendiri kebutuhan asam lemaknya, hewan kadang kala
tidak mampu memproduksi atau mencukupi kebutuhan asam lemak tertentu. Asam
lemak yang harus dipasok dari luar ini dikenal sebagai asam lemak
esensial
karena organisme yang memerlukan tidak memiliki cukup enzim untuk membentuknya.
Biosintesis asam lemak
alami merupakan cabang dari daur Calvin, yang memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses berikut ini terjadi pada daun hijau
tumbuh-tumbuhan dan memiliki sejumlah variasi.
a. Penyimpanan lemak dan penggunaannya kembali
Adapun tahap-tahap penyimpanan tersebut adalah:
- Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.
- Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk disimpan.
- Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari glukosa.
- Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di dalam tubuh.
b. Nilai gizi
Asam lemak mengandung energi tinggi (menghasilkan banyak ATP). Karena itu kebutuhan lemak dalam pangan diperlukan. Diet rendah lemak dilakukan untuk menurunkan asupan energi dari makanan.
Asam lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena lebih reaktif dan merupakan antioksidan di dalam tubuh.
Posisi ikatan ganda juga menentukan daya reaksinya. Semakin dekat dengan ujung, ikatan ganda semakin mudah bereaksi. Karena itu, asam lemak Omega-3 dan Omega-6 (asam lemak esensial) lebih bernilai gizi dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Beberapa minyak nabati (misalnya α-linolenat) dan minyak ikan laut banyak mengandung asam lemak esensial.
a
Daftar Pustaka
Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC: Jakarta
Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3. Airlangga University Press: Surabaya
Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). Edisi 17. EGC: Jakarta
Girindra, A. 1986. Biokimia 1. Gramedia. Jakarta.
Kay, E.R.M. 1966.
Biochemistry : An Introduction to Dynamic Biology. Collier-Macmillan.Canada.
Kuchel, P., G. B. Ralston.
2006. Biokimia. Schaum. Terjemahan. Erlangga. Jakarta.
Ngili Yohanis.2009.
Biokimia : Struktur dan Fungsi Biomolekul. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Poedjiadi, A., F.M. T.
Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.
Stryer, L. 2000. Biokimia.
Vol 1,2,3. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.